Analisis Tayangan Wawancara Presiden Prabowo dengan 7 Jurnalis
1. Bagaimana Anda menilai pendekatan tujuh jurnalis dalam merumuskan pertanyaan untuk Presiden Prabowo? Apakah pertanyaan mereka cukup tajam, atau cenderung aman untuk menghindari konfrontasi? Berikan contoh spesifik dari topik yang dibahas (misalnya, revisi UU TNI atau kebijakan tarif Trump).
Sesi tanya jawab antara Presiden Prabowo dan tujuh jurnalis berlangsung dengan menampilkan beragam pendekatan. Valerie Daniel membuka diskusi dengan hangat dan pertanyaan dasar tentang "Apa saja pencapaian yang sudah dilakukan oleh pemerintah selama 150 hari pemerintahan ini?" lalu dilanjutkan dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Alvito Dianova yang diawali dengan apresiasi "Saya pribadi mengapresiasi apa yang Bapak lakukan karena ini rasanya yang pertama kali dilakukan oleh Presiden Indonesia. Tapi pertanyaan saya, kenapa tidak memilih pembangunan fisik yang monumental seperti jalan besar di Papua, misalnya?" hingga pendekatan yang investigatif dan kritis pada pertanyaan dari Uni Lubis dan Najwa Shihab mengenai topik yang sedang hangat seperti RUU TNI, transparansi legislasi, dan tindak kekerasan oleh aparat. Setiap jurnalis tampak melakukan pendekatan yang cenderung aman dan menghindari adanya konfrontasi.
2. Dalam wawancara yang melibatkan banyak jurnalis, bagaimana dinamika antar-jurnalis memengaruhi alur wawancara? Apakah Anda melihat adanya persaingan atau kolaborasi dalam menggali informasi?
Dalam wawancara Presiden Prabowo dengan tujuh jurnalis, terlihat bahwa dinamika antarjurnalis berperan besar dalam membentuk alur diskusi yang hidup. Mereka saling mengisi dan membangun argumen, alih-alih bersaing untuk saling menonjolkan diri. Valerie Daniel dan Alvito Dianova membuka ruang dengan pendekatan afirmatif mengangkat tema capaian pemerintahan tetapi dengan tetap menjaga daya kritisnya. Di sisi lain, Uni Lubis mengajukan pertanyaan dengan gaya investigatif yang lugas mengenai urgensi revisi UU TNI dan penanganan demonstrasi yang selanjutnya diperkuat oleh Najwa Shihab dengan mengangkat isu tersebut dari sudut transparansi legislasi dan perluasan wewenang kepolisian. Sementara itu, pertanyaan Laluara Satriawangsa dan Retno Pinasti menghadirkan dimensi ekonomi dan kebijakan fiskal yang semakin memperkaya sudut pandang diskusi. Di sini jurnalis bekerja sama untuk menggali informasi terbaik tanpa saling memotong maupun menegasikan.
Jika saya berkesempatan menjadi
salah satu jurnalis, saya akan memilih
untuk membahas tema yang belum banyak diperhatikan, yakni mengenai kesehatan mental
kaum muda. Di tengah perhatian besar
pemerintah terhadap gizi, pendidikan, dan ketahanan nasional, aspek psikologis masyarakat
khususnya generasi muda yang sering kali masih diabaikan. Sementara itu,
generasi muda akan menanggung tanggung jawab masa depan bangsa ini, akan tetapi
faktanya pada saat ini mereka justru menghadapi tekanan sosial, beban finansial,
ketidakpastian dalam berkarir, serta paparan media digital yang besar. Dengan
demikian kira-kira seperti ini pertanyaan yang akan saya sampaikan:
”Melalui sejumlah kebijakan yang telah Bapak tegaskan mengenai signifikansi pengembangan manusia Indonesia melalui program nutrisi yang baik dan pendidikan, bagaimana pendapat Bapak terkait kesehatan mental, terutama bagi para remaja yang sekarang menghadapi tekanan hidup, ketidakpastian pekerjaan, dan pengaruh media sosial yang terkadang toxic? Apa Langkah konkret yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal tersebut?"
Komentar
Posting Komentar